Rabu, 19 November 2014

Laporan Isi Kuesioner Pemberdayaan Masyarakat di Pantai Kwaru



MAKALAH LAPORAN HASIL KUESIONER DI PANTAI KWARU, DUSUN PANDAN MINON, DESA SRANDAKAN, KABUPATEN BANTUL, PROVINSI YOGYAKARTA.
MATA KULIAH TEORI ISU DAN PEMBANGUNAN

Dosen Penempuh : Oktiva Anggraini, S.Sip.,M.Si


Di susun oleh :
Milkha Selegani
1313.1215.3


FAKULTAS SOSPOL
 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA
2014

SEJARAH PERKEMBANGAN PANTAI KWARU

Awal mula terbentuknya nelayan di pantai Kwaru terdapat seorang nelayan dari desa pandan minon ingin melaut di pantai kwaru ini dan nelayan tersebut mengajak para dusun disekitar pantai kwaru untuk menjadi nelayan. Pada tahun 1994 para warga yang setuju kemudian mengajukan permohonan di dinas provinsi dan hingga pada tahun ini terbentuk kelompok nelayan yang terdiri dari 25 orang dari beberapa dusun. Pada tahun 1996 dinas provinsi memberikan bantuan berupa kapal 1. Sebelum mereka mendapatkan prahu, para nelayan tersebut belajar melaut di daerah pantai sadreng dan pantai baron. Awal melakukan pencarian ikan para nelayan tersebut merasa takut. Untuk pertamakalinya dengan kapal tersebut nelayan sekitar mendapat tangkapan 3,5 kwintal. yang kemudian di ekspor di daerah cilacap dan Surabaya. Di daerah Cilacap import ikan bawal dari nelayan pantai kwaru dan daerah Surabaya import ikan layer dari dusun pantai kwaru. Dari perkembangan itu membuat para investor datang untuk mendanai perlengkapan yang diinginkan nelayan.
Pada tahun 1996 prahu di dusun kwaru poncasan berkembang dari 1 prahu hingga menjadi 7 prahu. Pada tahun 1997 nelayan memisahkan diri dan mengembangkan di dusun masing-masing. Pada tahun 1998 para nelayan pajanarum sama-sama mengembangkan usaha nelayan tersebut .
Pada tahun 2000 prahu bertambah banyak dari 7 prahu menjadi 24 prahu yang digunakan untuk berlayar. Para nelayan tersebut selain melaut juga membudidayakan udang cemar. pada tahun 2005 s/d 2006  pantai kwaru terdapat pengunjung dan saat itu pantai kwaru banyak pengunjungnya. Setelah terdapat pengunjung para nelayan banyak yang mengambil profesi menjadi penjajakan karena para nelayan tersebut ingin menyuguhkan para wisatawan yang datang. Pada tahun 2009 s/d 2010 pantai kwaru mengalami puncak masuknya para wisatawan atau pengunjung datang. Jumlah pengunjung sampai ribuan bahkan selalu bertambah terus menerus.
Pada tahun 2012 s/d 2013 adanya bencana dipesisir pantai yang mengalami abrasi terus menerus dari tahun ketahun yang dikirakan telah terjadi 130 meter mengalami abrasi. Pada saat itu juga para penguduk di dusun kwaru poncasan berjualan dan menerima pengunjung dengan keadaan seadanya. Saat abrasi datang para nelayan bersemangat untuk mencari penghasilan lain dari luar hasil laut karena mereka terdorong untuk mengikuti jejak salah satu warga berhasil sukses dengan mengembangkan hasil udang panema. Sampai sekarang para nelayan ada yang diuntungkan dan dirugikan dari hasil 2 tambak ikan di pantai kwaru. Penambakaan ikan dilakukan oleh 100 orang nelayan. Para nelayan ini melaut pada bulan oktober sampai april karena mengalami musim pengujan sedangkan pada bulan april sampai oktober para nelayan berpindah profesi ke perdagangan karena pada bulan tersebut mengalami musim kemarau yang mengakibatkan hasil laut menurun. Harapan nelayan di dusun kwaru poncasan ingin maju kembali dan berkembang tetapi tidak ingin melupakan pekerjaan nelayan selain itu para nelayan ingin menambah prahu lagi supaya  tangkapan hasil lautnya makin banyak.
para nelayan tersebut menangkap ikan pari, hiu, tongkol, kakap, dan udang paname. Sampai sekarang jumlah nelayan berjumlah 50 orang nelayannya saja jika dengan yang mendorong prahu 70 orang warga, saat belayar 1 prahu diisikan 3 orang nelayan.  Hasil perdagang makanan disana para masyarakat mendatangkan hasil laut seperti kerang,cumi dan ikan cakalang dari semarang .
Selain pekerjaan adanya kelompok nelayan di dusun poncasan mengadakan arisan yang telah berdiri beberapa tahun yang lalu hanya saja mendapat kendala dalam kurangnya simpan pinjam  yang mengalami kemacetan dari 40/4 juta menjadi 200/50 juta dimasyarakat semua. Para masyarakat melakukan nyicil arisan kemudian meminjam lagi sudah dilakukan selama 7 sampai 8 tahun.
I          IDENTITAS RESPONDEN

Berdasarkan data primer yang diolah sesuai dengan sebaran kuesioner pada hari sabtu, 15 November 2014 di Pantai Kwaru, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta. Masing-masing kelompok terdiri dari dua orang, untuk bertanya jawab pada para nelayan di Srandakan, Kabupaten Bantul.
Dari data yang saya dan teman saya ambil. Kami mengambil data sebagai berikut:
Menurut Perbawa Agung (24) berprofesi sebagai Administrator, etnis jawa, Beragama Muslim, menetap di desa/kelurahan Srandakan, Kabupaten Bantul, pendidikan terakhirnya Lulusan S1. Lamanya beliau menetap baru satu tahun. Bekerja sebagai nelayan dengan jumlah anggota keluarga yang terdiri dari dirinya sendiri dan kakaknya yang sudah berkeluarga. Berhubung beliau ini belum menikah jadi masih dianggap sebagai anak atau Ipar. Penghasilannya lebih dari 3 juta/bulannya.

II      Pemetaan Modal Sosial
a.       Ketersediaan kelompok dan jejaring kerja
Berdasarkan keberadaan kelompok di daerah Mas Prabawa Agung dan anggota-anggotanyanya dalam kelompok serta tingkat partisipasinya dengan nama kelompoknya yaitu Kelompok Profesi. Jumlah keluarga yang menjadi anggota dari kelompok ini sepuluh, dengan tingkat partisipasi aktif.
Jika dalam perbandingan dengan lima tahun lalu berhubung beliau ini baru satu tahun di desa ini jadi sebut saja belum mengambil bagian dalam kelompok profesinya ini. Dari keseluruhan kelompok dimana beliau ini menjadi anggota, kelompok yang paling besar peranannya bagi kelangsungan keluarganya yaitu kelompok kepala usaha. Dalam satu tahun terakhir, beliau ini telah mengikuti kegiatan dalam kelompok profesi ini setiap satu bulan sekali, misalnya pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan kelompok atau melakukan pekerjaan bersama kelompok.  Dengan cara sukarela hingga beliau ini menjadi anggota dari kelompok ini. Jumlah uang yang telah di sumbangkannya dalam satu tahun terkhir ini sudah sekitar sepuluh jutaan (Rp. 10.000.000). Bekerja untuk kelompok ini beliau selama satu tahun terkhir setiap jam 8-4 sore tiap harinya. Manfaat yang paling besar yang beliau peroleh dengan ikut serta dalam kelompok ini adalah no 1 dan 3 (dalam data Kuesoner). Anggota-anggota yang memiliki kesamaan yang tinggal di lingkungan pemukiman yang sama tidak juga justru dari luar dusun pun ikut dalam kelompok ini dan memiliki etnis, bahasa, ras, suku, ya. Anggota kelompok yang lain juga ya memiliki tingkatan pendapatan yang sama. Jika dilihat dari lima tahun trakhir ini menurut Perbawa Agung semakin berkurang, kelompok yang di ikutinya ini ikut bekerjasama dengan kelompok lain dari luar lingkungan komunitas ini untuk mencapai tujuan bersama. Sumber dana yang utama bagi kelompok itu dengan melakukan iuran. Kelompok yang paling banyak masukan berupa pertimbanga atau perluasan keahlian dari sesama anggota dan tambahan dari dinas. Pada mulanya terbentuk kelompok ini dari komunitas sendiri.
b.      Kepercayaan dan Solidaritas
Secara umum menurut Perbawa Agung orang disekitarnya sebagian besar dapat dipercaya karena baginya mereka telah menjadi keluarga. Sangat setuju jika sebagian orang  yang bermukim di lingkungan permukiman sekitar dapat dipercaya. Setuju, jika harus waspada dalam hal bergaul dengan orang-orang di lingkungan permukiman agar tidak di manfaatkan oleh orang lain. Tidak setuju, jika sebagian besar orang di lingkungan permukiman bersedia menolong jikia diperlukan. Setuju, jika di lingkungan, orang-orang tidak saling percaya dalam hal pinjam-meminjam uang. Orang-orang dilingkungan permukiman bersedia saling membantu/gotongroyong selalu, dalam bentuk tenaga.
A.    Aksi kolektif dan kerjasama
Orang yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan komunitas kadang dikritik atau diberikan sanksi tapi karena hal ini sangat jarang terjadi. Sebagian besar yang terlibat ikut berpartisipasi baik dalam betuk tenaga dan uang untuk mendukung kegiatan pembangunan demi kepentingan bersama misalnya untuk memperbaiki jalan atau gedung serbaguna. Jika ada bantuan dari pemerintah atau dari masyarakat luar yang membantu kemajuan wilayah pendistribusiannya selalu dirembug bersama antar warga dan pengurus.
B.     Kohesi dan inklusivitas sosial
Kebersamaan atau solidaritas di antara warga tinggi. Jenis perbedaan yang paling sering menimbulkan permasalahan di lingkungan permukiman yaitu perbedaan dalam hal kepemilikan tanah dan aturan daerah. Perbedaan tersebut pernah meimbulkan konflik tetapi tidak sampai berlarut-larut. Dibadingkan dengan lima tahun yang lalu tingkat perilaku kekerasan di lingkungan permukiman sangat meningkat.
PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
A.    Perluasan Akses Ekonomi
Kelompok ini membantu Perbawa Agung dan memperoleh pelayanan ekonomi dalam bentuk fasilitas simpan pinjam ada, tabungan tidak ada, kesehatan tidak ada, transfer tekhnologi ada, irigasi ada, bahan baku ada, pekerjaan ada, pemasaran ada. Sumber utama untuk memperoleh informasi perdagangan adalah keluarga, teman dan tetangga, kemudian melalui surat kabar, serta melaui televisi. Jika memerlukan barang tapi sedang tidak memiliki uang maka meminta bantuan pada tetangga yang penting salaing percaya tanpa sistem barter.
B.     Perluasan akses aktualisasi diri
Proses pengambilan berlansung dalam kelompok sebagai berikut: keputusan diambil oleh pimpinan lalu diberitahu pada anggota sering, pimpinan bertanya pada anggota, kemudian memutuskan kadang-kadang, anggota berdiskusi dan mengambil keputusan bersama sering, ada intervensi dari pihak luar tidak pernah.
Proses menentukan pimpinan dalam kelompok, dalam kelompok warga/arisan proses pengambilan keputusan diambil oleh pimpinan sering, ditentukan oleh kelompok kecil sering, anggota berdiskusi dan mengambil keputusan bersama-samasering, intervensi dari pihak luar tidak ada. Secara umum, efektifitas kepemimoinan dalam kelompok biasa saja atau netral. Pengabilan keputusan dalam rumah tangga atau keluarga keputusan diambil oleh suami (kakak ipar) sering, diskusi atau ditentukan bersama suami (kakak ipar) sangat sering, tidak intervensi dari luar.

Pengajuan kredit atau pinjaman/bantuan sebagai berikut: keputusan diambil suami (kakak ipar) sering, ditentukan dan didiskusikan bersama suami (kakak ipar) tidak pernah, apalagi intervensi dari pihak luar tidak pernah ada. Jika aktif dalam kelompok kakak ipar mendukung tidak pernah, dalam membantu tugas rumah tangga tidak pernah, dan tidak ada anggota lain dari luar yang ikut ambil bagian dalam membantu tugas rumah tangga karena semuanya sibuk dengan tugasnya masing-masing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar